Kamis, 29 Maret 2012

"terima kasih sheila"


Namaku reno,aku bekerja sebagai seorang guru disebuah sekolah SMP didaerah bogor,aku baru bekerja disekolah ini selama kurang lebih 3 bulan. Aku mengajar mata pelajaran bahasa inggris. Aku hanya mengajar kelas 7 A- 7 G. Diantara semua kelas itu, ada satu kelas yang selalu terpikirkan olehku, kelas 7 E, kelas yang selalu membuatku tersenyum, namun ada satu murid bernama sheila,seorang murid yang sangat pendiam,aku hampir tidak pernah melihatnya berbicara,tertawa,barmain. Dia duduk di barisan paling belakang di ujung kelas. Ketika bunyi bel istirahat berbunyi, semua murid segera pergi meninggalkan kelas namun,sheila tetap berada didalam kelas dan jika ku perhatikan dia selalu menulis seseuatu di selembar kertas pada waktu istirahat,yang tidak pernahku ketahui apa yg dia tulis,dan mengapa dia sangat pendiam. Ketika semua murid bermain dia hanya duduk terdiam di kursinya. Tapi aku selalu menahan rasa penasaranku terhadapnya. Suatu hari ketika aku mengajar,mataku terus memperhatikan sheila,dan ketika bel istirahat berbunyi,semua murid keluar meninggalkan kelas namun sheila hanya mengambil selembar kertas kembali dari dalam tasnya. Aku pun semakin penasaran apa yang selama ini dia tulis,dan akhirnya aku tak bisa menahan ras penasaranku, dan aku berjalan perlahan menuju mejanya, aku mengambil satu kursi dan kuletakan di sisi samping mejanya lalu ku duduk dan bertanya padanya “sheila,kenapa kamu tidak keluar untuk istirahat seperti lainnya? Apakah ada masalah yang kau ingin bicarakan?” namun sheila hanya menunduk diam, aku pun menunggu dia menjawab pertanyaanku, namun tidak ad jawaban apapun darinya,aku pun mulai beranjak pergi. Tapi...tiba-tiba aku mendengar suara isak tangis yang samar-samar terdengar, aku baru sadar itu adalah suara sheila, aku kembali menghampirinya,aku bertanya “kenapa menangis? Cerita saja sama bapak”. Sheila menjawab dengan tersedu-sedu “apakah bapak yakin mau mendengarkan ceritaku?”. Aku hanya menggangguk. Sheila menceritakan semuanya, ternyata dia adalah seorang anak yatim piatu, orang tuanya sudah meninggal sejak ia duduk di kelas 5, dia tinggal disebuah gubuk kecil bersama neneknya, dia berusaha mencari uang untuk ia dan neneknya makan setiap hari dengan berternak ayam dan menjual telor ayam itu. Hatiku bergetar mendengar ceritanya, inilah sebabnya dia menjadi pendiam karena ia merasa kesepian dan tersisihkan. “ Sabar ya sheila, jika kamu ada masalah kamu bisa bicarakan dengan bapak.”. Sheila tersenyum padaku, ini pertama kalinya aku melihat senyumnya...laluu ia bertrima kasih padaku karena aku mau mendengarkan ceritanya. Semenjak itu hubunganku dengan sheila sangat dekat, seperti layaknya ayah dan anaknya. Sheila pun serarang sering tersenyum padaku. Suatu hari aku merasa dibagian perutku sangat sakit, namun tetapku paksakan untuk mengajar hanya karena aku ingin melihat senyuman sheila, ya mungkin bila ku melihat sheila perutku akan merasa lebih baik. Aku pun pergi kekelas untuk mengajar. Namun,apa yg ku perkirakan ternyata berbeda, perutku bertambah sakit dan akhirnya aku pun pingsan, aku melihat dengan samar-samar, sheila menolongku dan meminta tolong untuk dipanggilkan guru lain. Aku segera dibawa kerumah sakit,sheila menunggu sampai aku sadar. Aku mulai sadar, aku melihat senyum kecil diwajah sheila, baru saja aku sadar dokter pun masuk, sheila keluar sebentar untuk membiarkan ku berbicara dengan dokter, kata dokter aku mengalami gagal ginjal, salah satu ginjalku tidak berfungsi, aku harus segera mendapatkan donor ginjal jika tidak umurku tidak akan panjang lagi. Dokter pun keluar dari ruanganku, ternyata tanpa sepengetahuanku sheila bertanya pada dokter apa yg terjadi padaku, ia sedih mendengar apa yang terjadi padaku, dan tanpa sepengetahuanku juga sheila mencoba untuk mendonorkan ginjalnya padaku, ternyata ginjal ku dengan ginjalnya terdapat kecocokan, aku pun segera melakukan oprasi tanpa aku tahu siapa yang mendonorkan ginjalnya. Oprasiku berjalan lancar, aku sembuh total setelah kurang lebih 2 mungguan, namun, ternyata nyawa sheila tidak terselamatkan karena ia mengalami pendarahan hebat. Aku tidak tahu apa yg terjadi padanya, sudah seminggu ini sejak aku kelua dari rumah sakit sheila tidak masuk sekolah, lalu akhirnya aku bertanya pada salah satu guru , aku bertanya “bu,anda tahukan sheila yang dikelas 7E,kemana ya,aku tidak melihatnya?”. Guru itu terdiam, lalu ia menceritakan apa yang terjadi, aku mulai meneteskan air mata, kenapa tidak ada yang memberi tahuku, guru itu juga memberikan surat dari sheila, surat yang singkat, aku semakin tidak bisa membendung air mataku, ketika membaca isi surat itu... " Dear pak reno, mungkin ketika bapak membaca suratku ini bapak sudah sangat sehat, bahkan lebih sehat dari sebelumnya. Aku tak sabar ingin melihat bapak lagi disekolah, begitu juga yang lainnya,mengajar penuh dengan senyuman dan sabar, trima kasih pak, bapak mau menemaniku, mau menjadi pengganti ayahku, mengajarkan ku untuk tetap tersenyum, walau banyak cobaan datang harus tetap semangat menjalani hidup. Aku harap bapak tidak pernah pergi meninggalkanku. Aku sayang bapak.. ^_^" Salam manis Sheila Sheila menggorbankan nyawanya untuku, aku tak tahu sebesar ini penggorbanannya untukku. Kini sosok sheila hanya ada dalam hatiku, semoga kamu bahagia disana..bapak juga sayang kamu sheila _-TAMAT-_ karya : bella safira f.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar